Ada suatu perusahaan memang ruang lingkup usahanya membeli aset yang bermasalah, salah satu contoh perusahaan yang saat ini saya kelola dimana perusahaan ini di beli oleh founder HIC Group yang nota bene di beli dengan permasalahan yang ada di dalamnya. Ketika saya menganalisa memang masalahnya sangatlah rumit karena berhubungan dengan perbankan dan organisasi yang berada di luar negeri. Mulai dari eks karyawan yang belum terbayarkan hutang-hutang pesagonnya, jumlahnya juga lumayan besar sebab ada ratusan orang yang belum terbayarkan. Masalah lainnya adalah supplier bahan bahan pokok untuk kebutuhan organisasi itu yang juga belum terbayarkan, bahkan masalah yang paling besar adalah hutang bank luar negeri yang begitu besar, dan masalah masalah lainnya.
Di dalam manajemen ada namanya manajemen risiko, di sinilah peran intuisi dan analisis bisnis para pengusaha harus jalan. Melihat (menganalisa) seberapa besar masalah yang di hadapinya suatu usaha / asset yang mau di ambil alih lalu mencari solusi (jalan keluar) untuk masalah yang di hadapinya.
Founder dari grup HIC ini tahu betul apa yang harus dia lakukan untuk membeli salah satu usaha/ aset yang bermasalah, tetapi begitu masalah yang dia beli dan ada jalan keluarnya maka berarti dia membeli aset / perusahaan yang murah, dalam hal ini memang aset yang di beli murah tetapi masalahnya juga lumayan menguras tenaga dan pikiran. Namun menurut hemat saya, aset yang dia beli memang sebanding dengan pikiran dan tenaga yang dia keluarkan. Ada hal hal yang memang harus di bayar mahal bahkan begitu mahalnya tidak bisa kita hitung dengan uang karena tidak semua orang mampu untuk mencari solusinya, itulah yang mahal.
Perlu di ketahui beberapa asset / perusahaan HIC Group di beli dengan masalahnya, di sinilah tugas tugas kami selaku pimpinan puncak perusahaan anak dari HIC Group untuk mengelola perusahaan tersebut dengan baik dan menjadikan perusahaan tersebut memperoleh revenue yang besar.
Namun di sisi lain saya melihat adalah adanya jiwa sosial yang besar dan tanggung jawab yang besar dari founder HIC Group sebagai pengusaha dimana dia tidak ingin melihat eks karyawan dari perusahaan tersebut tidak menerima hak - haknya, disini juga membuka ratusan tenaga kerja ketika perusahaan tersebut sudah beroperasi kembali, begitu juga sumbangsihnya terhadap pertumbuhan ekonomi dimana perusahaan tersebut berada. Jika ada orang berpikir, mengapa kita menghabiskan energi kita untuk membeli perusahaan yang bermasalah? berarti sense of bussiness nya tidak jalan, terkadang pengusaha dalam mempertimbangkan profit selalu mengedepankan SDM dan Lingkungan di sekitarnya, bila lingkungan ini baik, maka yakinlah perkembangan bisnis itu akan berhasil sesuai apa yang di harapkan. Itulah mengapa founder HIC Group ini selalu saja ingin melihat orang di sekitarnya sejahtera, salah satunya dengan cara membuka lapangan kerja yang cukup. Inilah jiwa sosial dan tanggung jawab yang besar bagi Founder HIC Group. Terkadang saya berfikir dalam hati bahwa uangnya bisa dia nikmati bersama dengan keluarganya berkeliling negara dimana saja yang dia mau, tetapi memang motivasinya bukan itu dalam berbisnis ada hal - hal yang kita tidak mengerti bukan hanya sekedar uang tetapi kepuasan melihat masalah yang dia pecahkan, melihat masyarakat sejahtera, melihat perusahaannya tumbuh dan berkembang, mungkin inilah motivasinya di dalam berbisnis… luar biasa inilah yang saya katakan ENTREPRENUER SEJATI. “pikir dalam benakku.
Bila kita menarik ke dalam manajemen risiko jika ada masalah yang harus kita lakukan adalah Pertama, mengidentifikasi masalah tersebut. Ini perlu kita lakukan sebab kita perlu mempelajari seberapa besar masalah itu, apa yang kita harus lakukan jika sudah tahu besar kecilnya suatu masalah. Kedua, adalah menganalisa masalah yang kita dapatkan, besarkah atau kecilkah masalah tersebut, seperti halnya ketika ada benang yang kusut tidak beraturan yang mengharuskan kita memilah - milah mana benang merah, mana benang kuning dan mana benang hijau, dengan cara inilah kita menarik satu persatu sehingga kita mengetahui ujung pangkal dari masalah tersebut. Ketiga adalah mencari problem solving (solusi) dari masalah tersebut. Jika kita sudah tahu duduk permasalahannya dan kita sudah menganalisanya maka hal yang selanjutkan kita lakukan solusi dari masalah tersebut sehingga kita menggeksekusinya. Keempat, action. Lakukan langkah secep[atnya jika kita ingin mengambil salah satu asset / perusahaan yang kita inginkan.
BERMASALAH, SINI SAYA BELI...!!!
Semoga tulisan ini bermanfaat
Jumat, 16 Mei 2014
Lion Air, On Board JT 982 Jkt - Upg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar