Oleh :
Bung Hatta
Saya pernah Menjabat sebagai sekertaris rektor dan senat di salah satu
perguruan tinggi di bagian indonesia timur, saya banyak "mencuri"
ilmunya pak rektor. Tiap hari saya berdiskusi bahkan saya di berikan
nasehat nasehat dalam meningkatkan etos kerja saya. Hal yang paling saya
garis bawahi adalah dimana beliau mengatakan bahwa ILMU itu akan
mengantarkan kita ke sorga dan melindungi kita dari kemiskinan. Pak
Rektor bercerita tentang kisah seseorang yg hidup kaya raya, ketika dia
hendak wafat dua hal yg diwariskan kepada anak-anaknya. Anak pertama
mendapatkan warisan buku - buku dan anak kedua mendapatkan sepertiga
hartanya dan sisanya dia wakafkan di beberapa panti dan yayasan. Anak
pertama mendapatkan warisan buku-buku, tiap harinya di membaca,
mengamalkan apa yang dia baca sehingga dia tumbuh dan besar menjadi
seorang profesor terkaya, sedangkan anak keduanya, harta yang di
wariskan dia belanjakan ke pendidikan dengan kata lain dia kuliah dan
menjadi pengusaha ternama. Kedua saudara tersebut saling mengisi dan
memberi nasehat sehingga mereka sukses.
ILMU itu ibarat anti virus (anti kemiskinan), dia otomatis akan menolak
apabila kemiskinan menyerangnya dan sebaliknya apabila kita mengamalkan
maka kita akan mendapatkan uang dan pahala. Bila kita seorang tenaga
pengajar / pendidik ilmu yang kita ajarkan membuat seseorang sukses
dalam karir maka kita tetap akan berkontribusi terhadap keberhasilannya.
"Indikator keberhasilan dari guru atau dosen adalah mampu menciptakan manusia yg unggul dan jika anak didiknya berhasil".
ILMU yang kita miliki apabila kita mengamalkan maka kita akan
mendapatkan amal jariah yang tidak pernah putus. Sesuai sabda
Rasulullah, "amalkanlah ilmu mu walaupun sebesar biji zarrah"
Diriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata: Disebutkan kepada Rasulullah
SAW tentang dua orang, yaitu seorang ahli ibadah dan seorang ahli ilmu.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah
adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara
kalian." Setelah itu beliau melanjutkan, "Sesungguhnya Allah, para
malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya, dan
para ikan mendoakan pengajar kebaikan pada manusia." (HR At-Turmidzi).
Dikutip dari republika.co.id,
mengatakan bahwa IBADAH adalah sebuah kemuliaan, tapi jauh lebih mulia
ilmu dan orang-orang yang memilikinya. Demikian utama orang berilmu di
atas ahli ibadah, hingga Rasul dalam hadis di atas mengumpamakan
kemuliaan dirinya dengan orang yang paling rendah di antara para
sahabatnya. Perumpamaan ini analog dengan perumpamaan "bagaikan langit
dan bumi" karena sangat jauhnya.
@ Nagoya Plasa, 03 Sept 2016
#edisi, introspeksi diri
hattaalwi@hotmail.com
🙏👍👍👍
BalasHapus